Kamis, 30 April 2015

Pemanfaatan Limbah B3 Sebagai Bahan Baku Alternatif Dengan Metode CO-PROCESSING di Semen Indonesia



A.   LATAR BELAKANG / SEJARAH

Salah satu pendorong pesatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah tumbuhnya berbagai macam industri diberbagai sektor mulai dari industri hulu sampai hilir.

Namun tumbuhnya industri ini memiliki dampak negatif yang sangat besar yaitu timbulnya limbah industri khususnya limbah B3 hasil samping dari proses produksi. Apabila limbah B3 tersebut tidak dikelola secara tepat maka akan menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan.

Sebagai informasi bahwa Sistem Manajemen Pengelolaan limbah di negara berkembang seperti Indonesia adalah masih menggunakan sistem manajemen konvensional. Artinya limbah B3 yang dihasilkan dari proses industri hanya disimpan dalam tanah (landfill) atau di bakar dengan menggunakan incinerator. Cara ini dapat menyebabkan pencemaran tanah, air dan udara yang dapat mengganggu keseimbangan populasi di alam, baik pada manusia, hewan maupun tanaman.


Salah satu inovasi yang telah diimplementasikan Perseroan dalam rangka mengatasi permasalahan limbah B3 tersebut adalah Pemanfaatan Limbah B3 Sebagai Bahan Baku Alternatif Dengan Metode Co-Processing – Sebagai Wujud Industri Berwawasan Lingkungan.

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Sebagai pimpinan pasar di industri semen nasional terus berupaya meningkatkan kualitas pengelolaan lingkungan sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan kepedulian kelestarian lingkungan.
Bagi Semen Indonesia, komitmen untuk terus meningkatkan program pengelolaan lingkungan adalah hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. One Earth, One Hope, One Future adalah paradigma yang dipahami Semen Indonesia sebagai bentuk tanggung jawab untuk terus menerus merawat bumi dan menyemai harapan demi menyelamatkan masa depan. Perseroan memahami bahwa selama ini industri semen merupakan industri yang paling tepat untuk memusnahkan semua jenis limbah B3 dengan menggunakan teknologi co-processing sebagai bahan baku alternatif. Dengan pengelolaan sistem manajemen yang baik, Semen Indonesia terbukti berhasil dalam pengelolaan limbah B3 dari hasil samping proses produksi berbagai industri. Setiap investasi yang dilakukan Semen Indonesia adalah responsible investment yang memperhatikan prinsip environment, social and governance (ESG) sesuai standar internasional.

Co-Processing adalah pemanfaatan atau pemusnahan limbah industri untuk menggantikan bahan baku mineral alam (material recycling) melalui pembakaran terkendali yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah limbah dalam bentuk recovery energi dan material sebagai bahan baku proses produksi

Dalam hirarki pengelolaan limbah, co-processing termasuk dalam kategori pengelolaan limbah yang tingkat desirability (manfaat & efisiensi) jauh lebih baik dibandingkan dengan metode landfill dan proses insinerasi (lihat gambar 3 : Waste Management Hierarchy).


Limbah B3 yang sudah dimusnahkan sebagai bahan baku alternatif adalah paper sludge (industri kertas), dust EAF (industri besi & baja), bottom ash & fly ash (pembangkit listrik), spent earth (industri minyak goreng), Filter Aid (industri bahan makanan), drilling cutting (pengeboran minyak bumi), resin & clay alumina (indsutri petrochemical), dust aluminium (industri aluminium), navgart & flux (industri pipa), BFS / Blast Furnace Slag (limbah besi & baja) dan COCS (tanah terkontaminasi). Limbah B3 tersebut diatas bisa digunakan sebagai subtitusi bahan baku batu kapur & tanah liat. Hingga saat ini R & D masih melakukan penelitian untuk menambah jenis limbah B3 yang bisa digunakan sebagai bahan baku alternatif.

Komponen mineral limbah B3 tersebut hampir sama dengan komponen mineral batu kapur dan tanah liat yang digunakan sebagai bahan baku utama pembuatan semen. Semua limbah B3 tersebut rata-rata memiliki kandungan SiO2, Al2O3 dan CaCO3 diatas 40 %.


Pemusnahan limbah B3 tersebut diatas sudah dimulai sejak tahun 2010, setelah Perseroan memperoleh ijin pemanfaatn limbah B3 dari Kementerian Lingkungan Hidup. Jumlah pemakaian limbah B3 rata – rata sebesar 34.000 ton/ bulan.

Proses pembakaran di Industri Semen merupakan tempat yang tepat untuk memusnahkan limbah B3.

Industri semen merupakan tempat yang paling tepat untuk memusnahkan segala jenis limbah B3, hal ini dikarenakan : Temperatur pembakaran yang sangat tinggi, Waktu pembakaran yang cukup lama, dan Pembakaran sempurna, semua bahan organic dapat dimusnahkan (teroksidasi) dan tidak menghasilkan emisi yang membahayakan.
 

Pembakaran limbah B3 adalah proses oksidasi panas pada temperatur tinggi (minimal 900 oC) untuk menghancurkan komponen organik dari limbah tersebut. Persyaratan temperatur minimal untuk membakar sampah kota adalah 875 oC dan untuk membakar komponen organik yang lebih stabil seperti dioxin, furans dan residu dari produk halogen polivinil adalah 1400 oC.

Waktu tinggal material untuk terbakar (pada temperatur tinggi) minimal harus 2 detik. Dari persyaratan temperatur dan waktu tinggal diatas, maka proses operasi yang paling efektif dan effisien dalam mendestruksi limbah adalah di pabrik semen. Temperatur gas pembakaran di kiln semen melebihi persyaratan proses pembakaran hazardous waste memakai incinerator. Gas asam hasil dari pembakaran limbah akan dinetralisasi oleh kandungan alkali raw material dalam kalsiner dan kiln.

Teknologi baru yang dikembangkan merupakan teknologi tinggi karena memiliki kompleksitas yang besar. Besarnya kompleksitas ditinjau dari desain teknologi yang dikembangkan, pembuatan sistem kontrol, instalasi listrik & instrumentasi, dan pembuatan raw mix design.

Teknologi yang dikembangkan adalah teknologi yang terintegrasi dengan peralatan existing lainnya, sehingga proses feeding system limbah B3 dapat dilakukan secara otomatis dan kontinyu.

Kemudian proses pemusnahan limbah B3 selalu dikontrol dengan menggunakan DCS (Distributed Control System) di CCR untuk mengatur komposisi dan jumlah limbah sehingga tidak mengganggu proses operasi.
Dalam operasinya, operator CCR harus dilatih untuk mengoperasikan mix pile, raw mill dan kiln yang menggunakan limbah B3 tersebut. Prosedur start-up, shut down atau kondisi luar biasa (kiln upset) harus memuat strategi untuk memutuskan atau mengurangi masukan limbah B3 sebagai bahan baku alternatif.

Pembuatan raw mix design harus dilakukan secara tepat sehingga produk kiln feed sebagai bahan baku semen tetap memiliki kialitas yang tinggi.


B.   PROSES PEMUSNAHAN
1.   Penerimaan Limbah B3 (sesuai SK MenLH No. 231 Tahun 2010) 
  • Limbah B3 diangkut hanya oleh transporter atau pengumpul limbah yang mempunyai izin pengangkutan limbahB3. Semen Indonesia sebagai pengguna limbah B3 harus turut memperhatikan aspek teknis dan legal dari pengangkutan limbah B3 yang dikirim ke pabrik. Limbah B3 yang diserahkan ke pabrik semen harus dilengkapi manifest limbah. 
  • Pemilik atau operator perusahaan angkutan limbah B3 harus : membuktikan bahwa peralatan yang digunakan dirawat dengan baik, hanya menggunakan operator terlatih, mentaati segala peraturan yang terkait dengan karakteristik limbah yang diangkut, selama berada dalam Semen Indonesia perusahaan angkutan harus mentaati segala aturan keselamatan dalam pabrik.
2. Quality Monitoring & Pembuatan Raw Mix Design
  • Monitoring kualitas berfungsi untuk mengetahui komponen mineral (SiO2, Al2O3, CaO, Fe2O3) dan logam berat dalam limbah B3 yang diterima. Monitoring kualitas dilakukan dengan mengambil sampel setiap kedatangan limbah B3.
  • Raw Mix Design berfungsi untuk menentukan komposisi mineral dalam raw meal. Rew meal terdiri dari campuran bahan baku utama (batukapur, tanah liat, pasir besi & pasir silika) dengan limbah B3.
  • Komposisi mineral yang harus diatur adalah SiO2, Al2O3, CaO, MgO, AM (Alumina Modulus), SM (Silika Modulus), LSF dan H2O.
3. Feed Preparation
  • Limbah B3 yang akan dimusnahkan dihandling terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam hopper. Limbah B3 dicampur (mix) dengan bahan baku tanah liat untuk mendapatkan komposisi mineral raw meal sesuai dengan raw mix design. Pencampuran dilakukan menggunakan loader, setelah mendapat instruksi dari Seksi Pengendalian Proses terkait dengan perbandingan komposisi mix diantara bahan baku utama dengan limbah B3 tersebut. 

4.  Proses Feeding System.

Setelah limbah B3 selesai di preparasi, maka limbah B3 tersebut dimasukkan ke dalam hopper. Didalam hopper telah dilengkapi dengan crusher jenis cutter yang berfungsi untuk mencacah limbah apabila masih dalam bentuk bongkahan atau ukuran besar. Dari hopper, limbah  masuk ke dalam belt conveyor yang sudah dilengkapi dengan magnetic sparator dan belt scale (timbangan) menuju ke titi pertemuan belt conveyor yang membawa batukapur. Setelah limbah B3 dan bahan baku (batukapur & tanah liat) bertemu, maka campuran material ini dibawa belt conveyor lagi menuju tempat pembuatan mix pile. Didalam mix pile ini campuran material dilakukan homogenisasi lagi dengan menggunakan alat tripper untuk memperoleh raw meal yang berkualitas tinggi. Setelah mix pile jadi, maka campuran material tersebut diambil oleh tripper secara layer per layer untuk dibawa ke Raw Mill. Didalam Raw Mill, campuran material tersebut diperkecil ukurannya (size reduction) dan dikeringkan hingga kadar air tertentu. Setelah masuk kedalam Raw Mill, maka campuran material tersebut menjadi Kiln Feed yang akan dibakar di dalam Kiln dengan suhu 1400 oC. Pada suhu ini, limbah B3 tadi akan melebur menjadi produk dan logam beratnya akan musnah.

 5.  Environmental Monitoring

Monitoring lingkungan harus dilakukan setelah menggunakan limbah B3. Kegiatan monitoring lingkungan yaitu terdiri dari pengukuran udara emisi (partikulat, Nox, Sox) disetiap cerobong dan udara ambient dilingkungan pabrik yang dilakukan setiap 3 bulan sekali, pengukuran dioxin – furans yang dilakukan setiap 3 tahun sekali, pengukuran water (surface & ground), odor dan noise setiap 3 bulan sekali, human monitoring (medical checkup) setiap satu tahun sekali, dan product monitoring (clinker & semen) setiap bulan sekali.

Demikianlah penjelasan detail tentang Pemanfaatan Limbah B3 sebagai Bahan Baku Alternatif dengan metode CO_PROCESSING. Semoga bermanfaat.

Sukses selalu.................................


 

    5 komentar:

    1. bisa kontak sy di 082130300332 utk silaturahmi, atau bisa informasi telp pak rahardi. Thq

      BalasHapus
    2. selamat siang..
      sy punya stok sludge limestone ,
      monggo yg berminat dan mau tanya2 silahkan chat di 087771746969 an teguh ,,
      hasil uji lab juga sudah ada, ijin resmi.

      BalasHapus
    3. assalammualaikum . saya mahasiswa unair . apakah ada limbah b3 cairan yang kemungkinan bisa dijadikan inovasi sbg co processing ? trima kasih

      BalasHapus