Berikut ini akan saya jelaskan mengenai teori proses pembakaran bahan bakar di Calciner-Kiln Industri Semen.
Jika suatu
bahan bakar berdasarkan ultimate analysis
mengandung komposisi berat masing-masing A% Carbon, B% Hydrogen, C% Nitrogen,
D% Sulfur, E% Oxigen, maka bahan bakar tersebut dapat dituliskan rumus kimianya
berdasarkan perbandingan molar dari setiap elemennya sebagai CxHyNzSpOq
dimana x = A/12, y = B/1, z = C/14, p = D/32, q = E/16. Dari elemen-elemen yang terkandung dalam
bahan bakar tersebut, hanya C, H dan S yang apabila terbakar akan menghasilkan
panas. Uraian reaksi pembakaran ketiga elemen tersebut adalah sebagai berikut:
C +
O2 ------> CO2 + 8133 kkal/kg
C + 0,5
O2 ------> CO + 3450
kkal/kg
CO + 0,5
O2 ------> CO2 + 5683
kkal/kg
H2 + 0,5
O2 ------> H2O + 3450
kkal/kg
S + O2 ------> SO2 + 2248
kkal/kg
SO2 + 0,5
O2 ------> SO3 + 2200
kkal/kg
Oksigen yang dibutuhkan dalam proses
pembakaran diambil dari udara, baik udara primer (yang ikut bersama-sama dengan
mengalirnya bahan bakar ke ruang bakar) dan udara sekunder (diambil dari udara
pendinginan klinker di cooler). Kebutuhan oksigen minimal agar seluruh bahan
bakar dapat bereaksi secara sempurna dapat dievaluasi berdasarkan reaksi di
atas. Karena dari bahan bakar sendiri telah memiliki oksigen, dalam perhitungan
biasanya diasumsikan bahwa oksigen yang terkandung dalam bahan bakar ini selalu
bereaksi denganunsur lain yang membutuhkannya, baru kekurangannya diambil dari udara
primer dan sekunder. Karena udara di atmosfer mengandung 23% Oksigen dalam
berat dan sekitar 77% Nitrogen (perbandingan massa) maka dapat dihitung
perbandingan mol-nya sebagai berikut:
Untuk
100 kg udara terdiri dari 23,3 kg O2 dan 76,7 kg N2.
Apabila berat molekul oksigen adalah 32kg/kmol dan untuk nitrogen adalah 28
kg/kmol, maka dalam 100 kg udara tersebut terdapat 23,3/32 kmol O2 =
0,7281 kmol O2 dan 76,7/28 kmol N2 = 2,7393 kmol N2.
Jadi perbandingan molar antara oksigen dan nitrogen dalam 100 kg udara adalah =
0,7281 : 2,7393 atau 1 : 3,762. Oleh sebab itu untuk selanjutnya setiap kmol
udara ditulis sebagai berikut (1 O2
+ 3,762 N2).
Perhitungan kebutuhan udara minimal untuk proses pembakaran bahan bakar secara sempurna yang diambil dari udara primer dan sekunder dapat dihitung dari reaksi kimia berikut:
CxHyNzSpOq +
(a) (O2 + 3,762 N2) Þ xCO2 + y/2 H2O + p SO2
+ (3,762 a + z/2) N2 (1)
dimana a = (x + y/4 + p – q/2) adalah mol udara yang dibutuhkan dan
komposisi gas hasil pembakarannya terdiri dari CO2, H2O,
SO2 dan N2.
Contoh perhitungan kebutuhan udara minimal untuk pembakaran adalah
sebagai berikut:
Misalkan suatu batubara berdasarkan
ultimate analysis mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
Karbon
C = 61,4%
Hidrogen
H =
5,24%
Belerang
S =
2,46%
Nitrogen N =
1,73%
Oksigen O =
19,09%
Abu/ash = 9,74%
Moisture = 9,0 %
Volatile
matter = 32,49%
Untuk setiap 100 kg batubara akan
mengandung :
x = 61,4/12 =
5,1167
y = 5,24
p = 2,46/32 = 0,076875
z = 1,73/28 = 0,06178
q =
19,06/16 = 1,19125
Jadi rumus kimia umum dari batu bara
tersebut adalah C5,1167 H5,24 S0,07685 N0,06178
O1,19125. Sedangkan kebutuhan udara minimal untuk pembakaran
sempurna batubara tersebut setiap 100 kg nya adalah sebesar a = (x + y/4 + p – q/2) kmol = (5,1167 + 5,24/4 + 0,076875
–1,19125/2) kmol = 5,90795 kmol atau 0,0590795 kmol udara/kg batubara atau sama
dengan [(0,0590795)x(32 + 3,762x28)] kg udara/kg batubara = 8,114 kg udara/kg
batubara.
Pada kenyataannya, karena mekanisme
pembakaran membutuhkan waktu dan kemungkinan bertemunya oksigen dengan bahan
bakar juga merupakan hal yang pentingdalam proses pembakaran, maka kebutuhan
udara dalam pembakaran riil biasanya dilebihkan untuk menjamin kesempurnaan
reaksi pembakaran. Untuk itu diberikan kelebihan udara. Namun perlu diingat
bahwa pembakaran di kiln membutuhkan temperatur yang cukup tinggi sehingga
kelebihan udara dibatasi tidak terlalu besar agar dicapai temperatur hasil
pembakaran yang cukup tinggi. Bila kelebihan udara dimisalkan sebesar b mol udara, maka reaksi pembakaran dapat ditulis sebagai:
CxHyNzSpOq +
(a+b) (O2 + 3,762 N2) Þ xCO2 + y/2 H2O + p SO2
+ (3,762 a + z/2) N2
+
b O2 + 3,762 b N2 (2)
dimana a (O2 + 3,762 N2) = mol udara untuk memenuhi reaksi
stokiometri, b (O2 + 3,762 N2) = mol udara berlebih (excess air), x = A/12, y = B/1, z =
C/14, p = D/32, q = E/16, dan a = (x + y/4 + p – q/2).
Dalam
hal ada kelebihan udara, komposisi gas hasil pembakaran berubah menjadi CO2,
H2O, SO2 , N2, dan O2. Dengan
adanya oksigen dalam kandungan gas hasil pembakaran, apabila prosentase molar
dari oksigen tersebut dapat diukur dengan gas analyzer yang dipasang di
tempat-tempat tertentu, maka prosentase kelebihan udara dapat dievaluasi.
Dengan mengetahui prosentase kelebihan udara ini kita dapat memperkirakan
apakah pembakaran kita kelebihan atau kekurangan udara. Prosentase kelebihan
udara tersebut dapat diperkirakan dengan cara berikut:
Jumlah mol gas hasil pembakaran dari
persamaan reaksi di atas adalah :
x + y/2 + p +
(3,762 a + z/2) + 4,762 b
Jika diasumsikan jumlah mol CO2
yang diperoleh dari reaksi kalsinasi CaCO3 adalah c mol, maka jumlah
mol total gas adalah :
x
+ y/2 + p + (3,762 a + z/2) + 4,762 b + c
Dengan demikian untuk suatu hasil
analisis Orsat gas buang, pengukuran kadar oksigen dalam gas buang sebesar [ %
O2], mempunyai arti matematis sebagai :
[%O2]
= b / [x + y/2 + p + (3,762 a + z/2) + 4,762 b + c] (3)
sehingga mol udara berlebih b dapat dihitung sebagai berikut :
b = {x + + p + (3,76 a +) + c}[ % O2]/{100
– 4,76 [%O2]} (4)
Selanjutnya persentase excess air dapat dihitung sebagai
berikut :
[%
excess air] = b/a x 100 % (5)
Di dalam pabrik semen kerap kali
konfigurasi pabrik berbeda antara satu dengan lainnya. Konfigurasi lama dengan
hanya mengandalkan satu string suspension preheater tentu berbeda dengan
konfigurasi baru dengan dua string suspension preheater dan calciner, karena
proses pembakarannyapun berbeda. Dengan demikian kadang kita bertanya berapa
kebutuhan udara pembakaran yang baik untuk calsiner dan berapa untuk kiln? Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut
diperlukan analisis berikut:
Dalam teori proses pembakaran bahan bakar di Calciner-Kiln, udara
yang dibutuhkan untuk pembakaran diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu
udara pembakaran teoritik dan udara pembakaran aktual. Udara pembakaran
teoritik didefinisikan sebagai udara minimum yang dibutuhkan untuk pembakaran
bahan bakar secara sempurna. Untuk menghitung kebutuhan udara teoritik di kiln (Lmink) dan di Calciner atau
PC duct (Lmind), harus dihitung
terlebih dulu besarnya oksigen minimum pembakaran di masing-masing tempat
pembakaran tersebut. Berikut ini akan diberikan contoh perhitungan kelebihan
udara pembakaran di masing-masing tempat terjadinya proses pembakaran dengan
asumsi bahan bakarnya terdiri dari dua jenis yaitu batubara dan IDOatauHFO yang
biasa kita jumpai di pabrik semen. Oksigen minimum untuk membakar satu kilogram
bahan bakar yang terdiri dari coal
dan IDO, Omincoal dan Ominido dalam satuan (Nm3/kg bahan bakar) dirumuskan :
Omincoal = ((22.4 / 12) * C + (22.4 / 4) * H + (22.4 / 32) * S
- (22.4
/ 32) * O) / 100 (6)
Ominido = ((22.4 / 12) * C1 + (22.4 / 4) * H1 + (22.4 / 32) * S1
- (22.4 / 32)
* O1) / 100 (7)
Oksigen minimum yang diperlukan di kiln (Omink) dan Calciner atau PC duct (Omind) masing - masing adalah :
Omink = Omincoal * Mbbkiln + Ominido * Moilk (8)
Omind = Omincoal * Mbbduct + Ominido * Moild (9)
Dimana bila Mbbkiln dan Moilk
merupakan laju batubara dan minyak yang dibakar di kiln untuk setiap kg klinker
yang dihasilkan, maka satuan Omink
dan Omind adalah (Nm3/kg klinker). Dengan demikian, udara minimum yang diperlukan
di kiln dan PC duct adalah :
Lmink = 4.762 * Omink (Nm3/kg klinker) (10)
Lmind = 4.762 * Omind (Nm3/kg klinker) (11)
Udara pembakaran aktual didefinisikan
sebagai jumlah udara hasil pengukuran pada masukan di main burner (Mudprikiln) dan di PC
duct burner (Mudpriduct).
Demikianlah penjelasan detail mengenai teori proses pembakaran bahan bakar di calciner - Kiln Industri Semen, semoga bermanfaat bagi para pembaca yang berkunjung di blog saya.
Salam Sukses...........
Demikianlah penjelasan detail mengenai teori proses pembakaran bahan bakar di calciner - Kiln Industri Semen, semoga bermanfaat bagi para pembaca yang berkunjung di blog saya.
Salam Sukses...........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar